Milenial, Media Sosial Kini Tak Hanya Jadi Wadah Curhat Tapi Juga Strategi Branding
3 mins read

Milenial, Media Sosial Kini Tak Hanya Jadi Wadah Curhat Tapi Juga Strategi Branding

Di Era disrupsi digital, menggunakan media sosial telah menjadi bagian dari elemen komunikasi bagi masyarakat global, termasuk Indonesia. Dalam keseharian masyarakat, khususnya kalangan generasi muda tidak terpisahkan dari penggunaan gadget dan media sosial. Menariknya, penggunaan media sosial kini tidak hanya sekadar untuk mencari hiburan saja, namun juga bagian dari membangun image positif, baik bagi individu maupun perusahaan atau pebisnis.

Seorang entrepreneur harus mampu memainkan strategi agar bisa sukses dalam menjual produk maupun layanan yang mereka tawarkan. Transformasi digital tentu mendorong mereka untuk meningkatkan kemampuan serta kepekaan terhadap tren yang berkembang saat ini. Terkait hal ini, BINUS International pun menggelar BINTER Calling The Talkshow bertajuk 'Social Media Trends and Innovation' di JWC Campus BINUS @Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).

Milenial, Media Sosial Kini Tak Hanya Jadi Wadah Curhat Tapi Juga Strategi Branding Konsisten dan Tabungan Konten, Dua Strategi Mengelola Media Sosial Wirang Birawa Bicara Perselingkuhan Artis Berinisial RI

Dian Ayuria Sarwono, S.Pd., M.A., selaku Head of Program Communications mengatakan bahwa acara ini sengaja digelar agar generasi muda hingga tenaga pendidik memahami pentingnya pengetahuan mengenai perkembangan tren media sosial dan dampaknya pada cara pengguna dalam berinteraksi. Sehingga mereka mampu mengetahui efek media sosial dan cara menggunakannya agar dapat berkomunikasi secara lebih efektif. "Media sosial sudah ada di mana mana dan digunakan banyak orang. Semua orang punya peran masing masing untuk menciptakan budaya digital yang lebih baik, salah satunya dimulai dengan awareness dulu. Saya rasa ini sejalan dengan nafas BINUS untuk empowering community," kata Dian.

Sementara itu Yuditia Hendrawarman selaku Digital Marketing Manager Essity for Indonesia, mengatakan bahwa seorang communicator yang baik harus mengetahui tren terkini dan bijak dalam mengambil keputusan, agar pesannya lebih tersampaikan. Saat ini, kata dia, banyak perusahaan yang mulai mengambil sederet langkah transformasi digital yang tidak selalu membahas mengenai esensi awal penggunaan media sosial sebagai wadah curhat. Ia menekankan bahwa media sosial saat ini turut digunakan sebagai alat untuk melakukan branding perusahaan maupun pebisnis dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan produk maupun layanan mereka.

"Transformasi digital di sini yakni digital marketing, bukan hanya membuat konten di media sosial, tetap juga membuat campaign dengan teknologi untuk branding dan meningkatkan penjualan," kata Yuditia. Yuditia pun menyebut Nike sebagai salah satu perusahaan yang menggunakan media sosial untuk meningkatkan penjualan produknya saat pandemi virus corona (Covid 19) melanda dunia dan membuat banyak outlet harus menghentikan operasional sistem offline dan beralih ke online. Perusahaan besar yang memproduksi alat serta aksesoris penunjang olahraga asal Amerika Serikat (AS) itu terbukti mampu bertahan karena kuatnya branding melalui media sosial.

Ia pun berharap perusahaan di Indonesia dapat mengadopsi konsep ini demi bertahan di era digital. "Karena itu, brand atau industri di Indonesia sudah seharusnya kini beradaptasi ke era digital," tegas Yuditia. Menurutnya, saat ini ada begitu banyak pekerjaan yang dapat ditekuni para generasi muda, mulai dari Data Scientist hingga tentu saja yang terkait dengan digital marketing.

"(Bisa bekerja) menjadi Data Scientist, Ahli IT, digital marketing dan lainnya. Sehingga tidak hanya bisa bekerja di perusahaan, tetapi juga bisa membuka usaha mandiri," pungkas Yuditia. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *