Sejarah Hari Pelajar Internasional yang Diperingati Hari Ini, 17 November 2023
3 mins read

Sejarah Hari Pelajar Internasional yang Diperingati Hari Ini, 17 November 2023

Berikut sejarah Hari Pelajar Internasional yang diperingati hari ini, 17 November 2023. Hari Pelajar Internasional adalah perayaan global komunitas pelajar. Hari Pelajar Internasional diperingati setiap tanggal 17 November,

Tahun ini Hari Pelajar International jatuh pada hari ini, 17 November 2023. Pada Hari Pelajar Internasional, kita mempunyai kesempatan luar biasa untuk merayakan pelajar di mana pun. Untuk lebih memahami konteks yang mendasari lahirnya Hari Pelajar Internasional, penting untuk melihat sejarah Eropa sebelum Perang Dunia II, dikutip dari Study.eu.

Baksos TNI AD Bersama Kostrad dan PT Timah Tbk, Warga Desa Beriga Senang Terima 500 Paket Sembako Way Kanan Pamer Produk Perkebunan di Pekan Raya Lampung DPO Pencuri Kopi di Way Kanan Lampung Dibekuk Polisi

Bacaan allahummaghfirlaha warhamha waafihi wafuanha Arti, Arab dan Latin : Doa Orang Meninggal Bangkapos.com Sejarah Hari Jurnalis Internasional yang Diperingati Tanggal 19 November Hari Dongeng Nasional Diperingati 28 November 2023, Ini Sejarah dan Manfaatnya

Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel Pada tahun 1933, Adolf Hitler berkuasa di Jerman. Selama bertahun tahun berikutnya, Jerman mengklaim wilayah di luar perbatasannya.

Pada tahun 1938, Hitler mencaplok Austria. Setelah itu, Cekoslowakia terpaksa menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Jerman. Jerman berkuasa atas wilayah Ceko, dan Slovakia terpaksa dipecah dan diperlakukan sebagai "negara satelit".

Semua ini terjadi sebelum Jerman mulai berperang melawan Polandia pada bulan September 1939 dan menaklukkannya sebulan kemudian. Dengan latar belakang tersebut, pada tanggal 28 Oktober 1939, mahasiswa Universitas Charles di Praha mengadakan demonstrasi untuk memperingati 21 tahun kemerdekaan Republik Cekoslowakia. Demonstrasi ini ditindas secara brutal oleh pasukan pendudukan Nazi.

Penindakan oleh Nazi itu menyebabkan 15 siswa terluka parah, dan salah satu dari mereka meninggal karena luka tembak dua minggu kemudian. Sehari sebelum pemakamannya, 15 November 1939, rekan rekan mahasiswa yang berduka meminta izin untuk prosesi pemakaman melalui pusat Kota Praha. Prosesi tersebut menarik ribuan mahasiswa dan lebih merupakan demonstrasi melawan pasukan Nazi.

Para sejarawan menduga bahwa pemerintah protektorat memutuskan untuk mengizinkan prosesi tersebut karena mereka memperkirakan akan terjadi kekerasan, dan ingin menggunakan hal tersebut sebagai alasan untuk menutup semua universitas di Ceko. Hal itu melemahkan aktivis akademis yang memberontak. Mereka tidak hanya menutup universitas, tetapi juga menangkap lebih dari 1.200 mahasiswa dan mendeportasi mereka ke kamp konsentrasi Sachsenhausen.

Pada 17 November 1939, sembilan pengunjuk rasa yang tediri atas delapan mahasiswa dan satu profesor dieksekusi tanpa didahului pengadilan. Dari 1.200 mahasiswa yang dideportasi, setidaknya ada 20 mahasiswa tidak selamat dari hukuman penjara. Universitas universitas tetap tutup hingga akhir perang, kecuali Universitas Jerman di Praha.

Dua demonstrasi pada bulan Oktober dan November 1939 tetap menjadi satu satunya pemberontakan yang lebih besar yang dilakukan penduduk Cekoslowakia melawan pasukan Nazi. Dua tahun setelah peristiwa tersebut, Dewan Mahasiswa Internasional diadakan di London, Inggris, yang mengikutsertakan sejumlah mahasiswa pengungsi. Kemudian, diputuskan untuk memperkenalkan Hari Pelajar Internasional pada tanggal 17 November pada pertemuan tersebut.

Pada tahun tahun berikutnya, tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Pelajar International. Republik Ceko dan Slovakia saat ini mungkin menjadi satu satunya negara di mana Hari Pelajar Internasional secara resmi diperingati sebagai hari libur umum. Pada tanggal 17 November 1989, demonstrasi dan protes terkait Hari Pelajar Internasional memicu serangkaian peristiwa yang pada akhirnya menyebabkan untuk mereformasi Cekoslowakia yang saat itu sosialis menjadi sistem demokrasi dalam hitungan minggu.

Revolusi ini disebut “beludru” karena transisi kekuasaannya yang relatif damai dan tanpa kekerasan. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *