Waspadai Efek Penggunaan Gadget Berlebihan: Tangan dan Kaki Kesemutan Pundak Berat, Leher Sakit
4 mins read

Waspadai Efek Penggunaan Gadget Berlebihan: Tangan dan Kaki Kesemutan Pundak Berat, Leher Sakit

Dokter spesialis saraf Prof. Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) memperingatkan bahaya dan risiko menggunakan gadget berlebihan terhadap kesehatan seseorang. "Gejalanya ini sering kesemutan pada tangan dan kaki, kepala pusing, pundak berat, leher sakit, dan bangun tidur tidak segar," ungkapnya di depan ratusan santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Islamic Center, Yogyakarta, Sabtu (4/11/2023). Prof Ridha menjelaskan, gejala gejala tersebut biasanya sering dialami orang tua usia 60 tahun ke atas. "Tapi sekarang kondisi ini sudah mulai dirasakan generasi muda dari tingkat SMA, SMP bahkan anak SD," ujarnya.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ini menerangkan, ada dua faktor yang berdampak buruk dalam penggunaan gadget, yakni posisi dan durasi. Menurut Prof Ridha, posisi penggunaan gadget yang kurang tepat dan juga durasi yang berlebih, akan mengakibatkan banyak generasi muda mengalami saraf kejepit pada bagian leher. Sebagai dokter ahli bedah saraf, Prof Ridha mengaku banyak menemukan fenomena itu sejak pandemi Covid 19 2020 silam. Berangkat dari kekhawatiran itulah alasan GGSI hadir di Indonesia yang diawali dari Medan sebagai kota tempat tinggalnya.

KPU Babel Rekrut 28.812 Petugas KPPS, Wajib Tes Kolesterol dan Gula Bangkapos.com Sosok Harun Al Rasyid yang Disebut Anies Pendukung Prabowo, Tewas Ditembak di Demo Pilpres 2019 Halaman 3 JELANG Persikabo 1973 vs Persebaya: Andhika Ramadhani Siap Diturunkan, Dusan Langsung Gabung Latihan Surya.co.id

Wirang Birawa Bicara Perselingkuhan Artis Berinisial RI "Kita merasa khawatir generasi muda kita ke depan akan terancam akibat penggunaan gadget yang tidak tepat tadi. Apalagi jika gejala awal yang tadi disebutkan dibiarkan saja tanpa dicegah bahkan terus berlangsung untuk waktu yang lama maka akan berdampak terhadap kematian saraf," ujarnya. Jika kondisi itu menimpa generasi muda, maka yang terjadi adalah kelumpuhan.

"Ini horor ananda sekalian. Jika saraf sudah mati maka yang terjadi adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil dan besar tidak terasa atau loss dan seksual bagi lelaki hilang," ujarnya. "Tidak ada lagi obat yang bisa menyembuhkan dan tak ada operasi yang bisa mengembalikan," tuturnya. Padahal, sambung Prof Ridha, Indonesia saat ini mengalami situasi bonus demografi dimana usia produktifnya jauh lebih besar dari usia non produktif.

Jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan membiarkan perilaku penggunaan gadget yang salah terus menerus, maka menurut Prof Ridha, bonus demografi yang dinantikan justru akan menjadi bencana demografi dengan melahirkan generasi cacat. "Tentu saja cita cita bangsa ini melahirkan generasi emas menuju 2045 akan sia sia," ungkapnya. Untuk itu Prof Ridha mengajak seluruh siswa Aliyah Islamic Center Yogyakarta, agar menggunakan gadgetnya sesuai fungsi dan kebutuhannya.

Diaa juga berpesan, agar gadget tidak menjadi alat yang bisa memperalat siswa yang menjurus ke arah negatif. "Jadikan gadget sebagai alat yang bermanfaat. Sampaikanlah informasi yang penting dan positif sehingga keinginan kita melahirkan generasi berkualitas yakni generasi sehat, pintar dan bermoralitas yang baik bisa diraih dan kunci generasi emas menuju 2045 bisa terwujud," ucapnya. Kepala Aliyah Islamic Center Yogyakarta, Nur Aprianto menegaskan,penyuluhan dan bimbingan terkait penggunaan gadget secara sehat adalah sesuatu yang begitu bermanfaat.

"Bimbingan dan penyuluhan hari ini dari Prof Ridha, sangat, sangat, sangat penting sekali untuk para santri madrasah Aliyah Islamic Center. Jadi Prof di sini (Islamic Center) kita melarang santri membawa handphone," ucapnya. Menurut Aprianto, hal tersebut jauh lebih baik, karena mereka menerapkan satu keyakinan agar setiap santrinya memahami ilmunya terlebih dulu. "Setelah ada ilmunya baru bisa melaksanakan dengan sebaik baiknya. Agar ke depannya gadget yang mereka (santri) gunakan bisa bermanfaat, sehat dan juga bisa dijadikan penghasilan. Sehat jiwanya dan sosialnya. Setelah kegiatan ini kita harapkan para santri di rumahnya nanti, bisa menggunakan gadget sesuai manfaatnya," kata Aprianto.

Selain mengunjungi Ponpes Islamic Center, Prof Ridha yang juga inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) akan melakukan sosialisasi gadget sehat di Muslim United Yogyakarta dalam lanjutan agenda roadshow 15 kota. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *